Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Daerah

Diduga KUR Fiktif dan Percaloan Tembus Puluhan Miliar di Bri Unit Aek Songsongan, Kepala Unit Sebut Sutris Pengusaha dan Agen Bri Link

×

Diduga KUR Fiktif dan Percaloan Tembus Puluhan Miliar di Bri Unit Aek Songsongan, Kepala Unit Sebut Sutris Pengusaha dan Agen Bri Link

Sebarkan artikel ini

Foto: Kepala unit bank bri aek songsongan, Karlys samuel Marpaung (kanan).

Asahan | Redaksibintang.id – kandal kasus dugaan penyalahgunaan penyaluran keredit usaha rakyat (KUR) fiktif dan percaloan di bank bri aek songsongan, kali ini nilainya tembus puluhan miliar mendapat sorotan publik. Selasa (7/10/25).

Menurut narasumber warga kecamatan aek songsongan mengatakan bahwa peraktek percaloan ataupun nasabah peminjam fiktif terus berulang – ulang di unit aek songsongan dikendalikan agen calo seorang pengusaha berinisial strs alias tkno.

Diterangkan nya, diduga kasus ini melibatkan praktek manipulasi data lewat sekema kredit fiktif yang menggunakan program kredit KUR. Dalam proses nya, data KTP warga diduga dicatut dan disulap jadi dibitur fiktif, dengan iming – iming uang kepada pemilik KTP. Tapi dana kreditnya diduga untuk berinisial Strs alias tkno.

Mulusnya praktek jahat tersebut diduga adanya kongkalingkong antara agen calo dengan oknum karyawan bank Bri unit aek songsongan yakni mantri berinisial P, D, Z dan lainnya.

“Setiap pencairan oknum mantri dan kepala diberikan fee.”katanya.

Diduga dari peraktek percaloan yang dilakukan stris ini bertahun – tahun sudah raup puluhan miliar, pencairan – pencairan itu untuk usahanya bukan masyarakat.”sambungnya.

Atas maraknya peraktek percaloan tersebut, diketahui beberapa waktu lalu tim audit kantor bank BRi wilayah (Kanins) medan turun ke bank BRi cabang tanjungbalai dan unit aek songsongan.

Mengetahui hal itu, oknum mantri berusaha menutupi permainan “nakal” dilapangan dengan berkunjung ke rumah – rumah untuk mengkondisikan nasabah – nasabah bank bri unit aek songsongan yang dikendalikan oleh calo berinisial stris alias tkno.

Dari informasi yang diterima, agen percaloan berinisial stris membawa sekitar ratusan dibitur diduga fiktif, semuanya pakai layanan KUR senilai sekitar Rp 50 juta – 100 juta.

Diketahui modus berulang yang dilakukan berinisial Stris bekerja sama dengan oknum karyawan bri unit aek songsongan : data palsu, pencairan fiktif, uang tidak sampai ke masyrakat, tapi masuk ke pihak – pihak yang tidak berhak.

Sedangkan dugaan skandal KUR fiktif dan percaloan itu diketahui belum diselidiki oleh aparat penegak hukum.

Saat diwawancara kepala unit (Ka. Unit) bank bri aek songsongan, karlys samuel marpaung berdalih tidak tahu – menahu terkait adanya permainan percaloan kotor yang dilakukan pengusaha berinisial strs alias tkno.

Dijelaskan karlys bahwa sutris alias adalah nasabah bri sekaligus agen bri link.

“Saya kenal sutris, dia nasabah sekaligus usaha agen BRI Link, hanya sebatas itu,”kata karlys.

Ia menerangkan bahwa penyaluran alokasi KUR di unit songsongan setiap tahun nya mencapai Rp 40 – 50 miliar.

Pernyataan Karlys sangat berbeda dengan fakta dilapangan. Menurut informasi, Mesin BRILink milik stris sudah disita oleh petugas agen BRILink (PAB) karena diduga mesin BRILink tersebut digunakan untuk membayar angsuran perumahan dan kavlingan yang dilakukan secara akumulatif.

Lebih mencengankan lagi, narasumber mengatakan bahwa debitur – debitur yang namanya dipakai untuk perumahan dan kavlingan berinisial stris, diduga kreditnya sengaja dimacet kan oleh bank agar dapat di cover oleh asuransi jamkarindo atau asuransi askrindo.

“Permainan percaloan di aek songsongan sudah terjalin cukup lama, siapa yang tidak kenal stris di aeksongsongan ini. Setiap pergantian atau mutasi kerja, pasti menyerahkan tongkat estafed untuk membantu pengusaha berinisial stris alias tkno, karena mendapat iming – iming fee setiap pencairan bank bri.

Terpisah, auditor (URC) tanjungbalai, evan sebayang saat dikonfirmasi awak media terkait dugaan kasus percaloan dan kur fiktif belum berkomentar.

Program KUR diluncurkan pemerintah sebenarnya punya niat baik membantu UMKM dan masyarakat desa mendapatkan akses keuangan yang lebih mudah. Namun, fakta nya dilapangan nasabah selalu di persulit jika tidak mengunakan calo, kepercayaan publik mulai runtuh kepada bank bri unit aek songsongan.

Satu hal pasti : sistem harus dibersihkan, dan transparansi harus ditingkatkan, kalau kita masih mau lihat bank bri unit aek songsongan menjadi ujung tombak pembangunan UMKM.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *